Scuba telah memikat imajinasi manusia selama berabad-abad, menawarkan akses ke dunia bawah laut. Sejak mitos kuno hingga teknologi modern saat ini, perjalanan scuba diving merupakan sebuah kisah inovasi dan eksplorasi yang sangat menarik namun jarang dibicarakan.
Awal Mula di Jaman Kuno
Konsep tentang menjelajahi dunia bawah laut sudah ada di pikiran manusia zaman dahulu kala. Salah satunya dapat kita temui dalam Mitologi Yunani yang menceritakan tentang seorang prajurit yang menggunakan batang berongga untuk bernapas di bawah air, sementara penyelam Persia membuat kacamata bawah air dari cangkang kura-kura. Upaya-upaya awal ini menjadi tonggak awal bagi kemajuan Scuba Diving hingga masa kini.
Awal Lahirnya Penyelaman Modern
Pada abad ke-16, tepatnya pada tahun 1535, lonceng penyelam pertama kali ditemukan oleh Guglielmo de Lorena. Ia menciptakan dan menguji lonceng penyelamnya untuk menjelajahi kapal yang tenggelam di sebuah danau dekat Roma. Alat ini memungkinkan penyelam untuk tetap terendam dalam waktu yang lama, meskipun dengan mobilitas terbatas.
Selanjutnya pada abad ke-18 (tepatnya tahun 1774), pakaian selam kulit pertama kali ditemukan oleh Andrew Becker. Becker menciptakan pakaian selam yang dilapisi kulit dengan helm dan sistem suplai udara dipompa melalui selang dari permukaan. Ia mendemonstrasikan pakaian selamnya di Sungai Thames, London, di mana ia berhasil tetap terendam selama satu jam. Penemuan-penemuan diatas merupakan sebuah lompatan signifikan dalam teknologi eksplorasi bawah laut.
Awal Lahirnya Scuba
Revolusi signifikan dalam scuba diving terjadi pada abad ke-20. Pada tahun 1878, Henry Fleuss mengembangkan sebuah sistem alat pernapasan bawah air mandiri pertama yang praktis, dengan sistem sirkuit tertutup yang menyaring dan membuang karbon dioksida dari udara yang dihembuskan sehingga dapat digunakan kembali untuk bernafas. Penemuan ini membuka jalan bagi sistem yang lebih maju. Awalnya digunakan untuk penyelamatan tambang, sistem sirkuit tertutup ini kemudian digunakan untuk operasi militer selama Perang Dunia II karena kemampuannya menyembunyikan penyelam di bawah air dengan menghilangkan gelembung udara.
Sistem ini kemudian dikembangkan oleh Mayor Christian J. Lambertsen, seorang pionir dalam teknologi penyelaman bawah air. Pada awal 1940-an, saat masih menjadi mahasiswa di University of Pennsylvania, Lambertsen mengembangkan rebreather sirkuit tertutup yang memungkinkan penyelam untuk tetap berada di bawah air lebih lama tanpa mengeluarkan gelembung yang dapat terdeteksi. Lambertsen menamai alatnya Laru (Lambertsen Amphibious Respiratory Unit) dan kemudian mengubah namanya menjadi SCUBA (Self-Contained Underwater Breathing Apparatus) pada tahun 1952. Penemuan ini menjadi dasar bagi teknologi penyelaman modern dan memberikan kontribusi besar dalam pengembangan operasi penyelaman tempur di Amerika Serikat. Lambertsen sering disebut sebagai "Bapak Frogmen" karena kontribusinya yang signifikan dalam teknologi penyelaman militer.
Inovasi Pasca Perang Dunia
Setelah perang Dunia II berakhir, Jacques-Yves Cousteau dan Émile Gagnan merevolusi scuba diving dengan penemuan Aqua-Lung pada tahun 1942. Sistem sirkuit terbuka ini, yang mengeluarkan udara yang dihembuskan ke dalam air, menjadi dasar dari scuba diving modern. Aqua-Lung membuat penyelaman lebih mudah diakses dan lebih aman, memungkinkan penyelam untuk menjelajahi kedalaman yang lebih besar dengan mudah. Aqua-Lung adalah cikal bakal sistem Scuba dengan sirkuit terbuka yang terus digunakan dan dikembangkan hingga hari ini untuk penyelaman rekreasi (recreational diving).
Kemajuan Teknologi
Paruh kedua abad ke-20 melihat kemajuan pesat dalam teknologi scuba. Pengembangan tabung bertekanan tinggi dan sistem regulator untuk pernapasan mampu meningkatkan keselamatan dan efisiensi peralatan selam. Kemudian komputer selam mulai diperkenalkan pada 1980-an, yang mengubah perencanaan dan pemantauan penyelaman menjadi jauh lebih akurat, memberikan data waktu yang real time tentang kedalaman, waktu penyelaman, serta batas waktu dan kedalaman dekompresi.
Pada 1990-an, teknologi penyelaman terus berkembang yang ditandai oleh munculnya technical diving, yang memungkinkan penyelam melebihi batas kedalaman penyelaman rekreasi 40 meter. Penyelaman ini menggunakan gas campuran, seperti nitrox (campuran nitrogen-oksigen khusus) dan trimix (campuran tiga gas berbeda, oksigen-nitrogen-helium) untuk memperpanjang waktu penyelaman dan mengurangi risiko penyakit dekompresi. Selain itu, pengenalan rebreather yang lebih canggih untuk penggunaan pada penyelaman rekreasi semakin memperluas kemungkinan eksplorasi bawah laut.
Masa Depan Scuba Diving
Saat ini, scuba diving terus berkembang dengan kemajuan dari segi material, elektronik, dan protokol keselamatan. Peralatan selam modern lebih ringan, lebih tahan lama, dan lebih ramah pengguna daripada sebelumnya. Inovasi seperti sistem komunikasi bawah air dan program pelatihan selam yang canggih membuat penyelaman lebih aman dan lebih menyenangkan bagi para penggemar di seluruh dunia.
Melihat ke masa depan, potensi untuk kemajuan lebih lanjut dalam teknologi scuba diving tidak terbatas. Dari menjelajahi parit laut yang lebih dalam hingga menemukan spesies laut baru, perjalanan scuba diving masih jauh dari selesai. Dengan setiap perkembangan baru, kita semakin mendekati untuk mengungkap misteri dunia bawah laut.
Jadi, apakah kamu siap menjadi bagian dari kemajuan peradaban manusia untuk menjelajahi dunia bawah air?!